Sunday, April 9, 2017

Kapal raksasa pertama yang bersandar di RI

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi hari ini menyambangi Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) di Tanjung Priok, Jakarta. Budi menyambut kedatangan perdana kapal milik perusahaan Prancis, Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM).
Kapal tersebut bukan sembarang kapal, dengan kapasitas 8.500 TEUs, kapal itu jadi pengangkut kontainer paling besar alias raksasa yang pernah singgah di Indonesia. Selama ini, kapal yang terbesar yang buan sauh di Pelabuhan Tanjung Priok berkapasitas 7.000 TEUs.
Kapal tersebut memiliki bobot 95.367 ton dan panjang 335 meter. Sementara jumlah kontainer yang diangkut dari Priok tercatat sebesar 2.300 TEUs untuk diangkut langsung ke Amerika Serikat. Dari jumlah itu, sebanyak 22% kontainer berasal dari pelabuhan domestik lain yang dibawa ke Tanjung Priok (transhipment).
Menurut Budi, kedatangan kapal raksasa sekaliber CMA-CGM ini bisa jadi pendorong kedatangan kapal-kapal raksasa lainnya ke pelabuhan di Indoesia. Selama ini, lantaran kuantitas barang yang diangkut tak besar, membuat pelayaran langsung (direct call) dengan kapal kontainer di atas 8.000 TEUs sulit dilakukan.
Kondisi ini membuat kontainer dari Indonesia terpaksa dibawa lebih dulu ke pelabuhan negara seperti Singapura, sebelum kontainer diangkut ke negara tujuan.
"Rencana paling depan jadikan Priok sebagai hub internasional dengan menjadikan intensifikasi transhipment direct call yang long distance, itu yang lebih besar lagi di Priok, Kuala Tanjung, Bitung, dan lainnya," kata Budi di JICT, Minggu (9/4/2017). 
Diungkapkannya, kedatangan kapal kontainer dengan kapasitas paling besar yang masuk Indonesia ini, jadi bukti bahwa segala upaya efisiensi yang dilakukan pemerintah cukup berhasil.
"Ini bersama-sama Kemenhub, Pelabuhan, Bea Cukai sedang melakun efisiensi, ukurannya gampang apabila mereka sering datang dan tambah banyak berarti apa yang kita lakukan untuk melakukan efisiensi terjadi. Tapi kalau hanya mereka datang dua kali saja tandanya tak berhasil, ini adalah panggung yang jelas-jelas telanjang, bisa perlihatkan kalau efisiensi benar-benar dilakukan," jelas Budi.

No comments:

Post a Comment